Oleh : Lilis Sulastri
(Guru Besar Ilmu Manajemen FEBI UIN Sunan Gunung Djati Bandung , dan Ibu dua orang anak)
“Anak-anak adalah pesan hidup yang kita kirimkan ke masa depan, waktu di mana kita tidak akan pernah hadir”
Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli bukanlah sekadar perayaan simbolik, apalagi rutinitas seremoni. Ia adalah momen reflektif bagi kita semua sebagai orang tua, pendidik, pembuat kebijakan, dan warga negara untuk menengok ulang cara kita memperlakukan dan memandang anak-anak di tengah perubahan zaman yang kian cepat dan kompleks. Sudah terlalu lama anak dianggap sebagai tabula rasa, lembar kosong yang harus diisi oleh orang dewasa. Pandangan ini menempatkan anak sebagai objek, bukan subjek. Kita menulis masa depan mereka dengan pena pengalaman kita sendiri, seringkali tanpa mendengar suara mereka. Padahal, seperti dikatakan oleh Khalil Gibran, “Anakmu bukan milikmu. Mereka adalah putra-putri kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri.”