Kondisi rakyat yang semakin mengkhawatirkan, seharusnya menjadi fokus utama dalam program kerjanya. Akan tetapi yang diterima rakyat hanyalah kenyataan pahit harus diurus oleh para pejabat yang minim empati dan sense of crisis. Lebih jauh, tak sedikit dari mereka lebih mementingkan diri atau kelompoknya dibandingkan menyejahterakan rakyat. Bahkan tak sedikit yang terperosok pada perilaku tak terpuji dengan memperkaya diri, mengambil jalan pintas bernama korupsi. Seperti inilah fakta yang biasa terjadi dalam pemerintahan sekuler demokrasi.
Dalam sistem demokrasi yang menjauhkan agama dari kehidupan, perbuatan haram tak jadi soal asalkan tujuannya bisa tercapai. Sistem ini menghasilkan pemimpin bermental lemah, tak memiliki belas kasih terhadap rakyat dan tak amanah dalam menjalankan tugasnya.