Dari sisi manfaat atau keuntungannya, terdapat tiga hal penting yang dapat dicermati. Pertama, Gubernur Pramono dapat dipandang sebagai sosok yang membawa gagasan bahwa jabatan publik tidak semestinya digunakan untuk melanggengkan kekuasaan hingga dua periode.
Alasan Pramono ingin pensiun setelah menyelesaikan masa jabatannya pada tahun 2030 juga cukup relevan. Ia telah mengabdi selama kurang lebih 25 tahun tanpa jeda, mulai dari DPR hingga jabatan strategis di pemerintahan pusat. Ditambah lima tahun masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta, total pengabdiannya mencapai sekitar 30 tahun. Meski demikian, bukan berarti rakyat tidak berhak memilih kembali pemimpin yang dianggap berhasil dan jujur—karena pada akhirnya, penilaian tertinggi tetap berada di tangan rakyat.