Dalam kehidupan bermasyarakat dan berpolitik, ternyata kepinteran saja tidaklah cukup. Dari awal sebenarnya orang banyak berharap Yusril benar-benar menjadi “ideolog Masyumi”. Menjadi “Natsir Muda”. Tapi rupanya salah!
Yusril bukanlah M. Natsir, mantan Perdana Menteri yang dikenal dengan kesederhanaannya dan komitmennya terhadap perjuangan ummat dan negeri ini. Melalui Natsir pula lahir Mosi Integral sehingga NKRI tetap utuh.
Ternyata Yusril hanyalah seorang “pengagum” M Natsir. Yusril bukan seorang ideolog. Yusril hanyalah penulis tentang Masyumi dan penulis tentang M Natsir. Ia tidak lebih layaknya seperti seorang wartawan.
Pertanyaannya, apakah PBB dapat diselamatkan, sebagai penerus cita-cita Masyumi? Apakah harapan banyak tokoh dan pendiri PBB yang sebagian sudah tiada yang menggantungkan perjuangan aspirasi ummat kepada Yusril Ihza Mahendra akan menjadi kenyataan?