Abainya negara dalam mengedukasi masyarakat akan hukum-hukum tentang pernikahan dan perceraian, serta tanggung jawab anggota keluarga, membuat masyarakat enggan untuk mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua. Dimana masyarakat pun tidak yakin bahwa inner child dan luka yang tertinggal bisa disembuhkan.
Begitulah bagaimana negara dengan sistem kapitalisme membuat masyarakatnya mengalami penyakit individualistik, sehingga abai terhadap masalah pelestarian ras manusia. Kebahagiaan diukur hanya dilihat dari banyaknya materi dan kesenangan fisik. Jika hal ini terus dibiarkan, maka yang akan terjadi adalah merosotnya jumlah populasi penduduk bahkan tidak menutup kemungkinan manusia akan mengalami kepunahan.
Seperti yang terjadi kepada negara-negara yang dijuluki “Keajaiban Asia Timur”. Jepang misalnya, Universitas Tohoku merilis sebuah studi pada tahun 2012, bahwa penduduk Negeri Sakura akan punah seribu tahun mendatang, dengan anak terakhir yang lahir pada tahun 3011. Selain itu, juga diprediksi sekitar 39,6 persen penduduk Jepang akan pensiun pada tahun 2050.