“Bagaimana strategi konkret untuk membumikan integrasi keilmuan dan keislaman di kampus-kampus yang belum memiliki infrastruktur akademik yang mapan?” tanyanya.
Prof. Amin merespons dengan menggarisbawahi pentingnya membangun komunitas akademik yang inklusif dan dialogis. “Mulailah dari dosennya, dari diskusi kecil yang berkelanjutan. Atmosfer akademik itu bisa dibentuk lewat semangat kolaboratif, bukan hanya lewat struktur kelembagaan,” jawabnya.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari para peserta. Sri Wahyuni, M.Pd., salah satu peserta dari PTS di Jawa Tengah, menyatakan bahwa, sesi ini memperluas wawasan mereka sebagai pendidik. “Pemikiran Prof. Amin sangat menggugah. Beliau menyadarkan kami bahwa pengajaran bukan sekadar transfer ilmu, tapi juga pembentukan nilai dan karakter,” ujarnya.