“Islam tidak boleh dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan. Justru yang dibutuhkan adalah cara pandang yang mampu mempertemukan keduanya, sehingga lahir generasi intelektual muslim yang tidak hanya cakap secara akademis, tetapi juga memiliki kerangka etis dan spiritual yang kuat,” ujar Prof. Amin.
Ia menjelaskan bahwa, integrasi keilmuan bukan sekadar penggabungan bidang studi, tetapi sebuah proses rekonstruksi paradigma berpikir agar ilmu pengetahuan dapat menjadi jalan menuju kemaslahatan umat.
Sesi tersebut berlangsung interaktif, salah satunya ditandai dengan pertanyaan dari H. Muhammad Rofik Mualimin, Lc., M.Pd.I., salah satu peserta pelatihan.
Dalam forum, Rofik mengangkat isu tentang tantangan praktis dalam mengimplementasikan integrasi ilmu dan agama di lingkungan kampus swasta.