Kedua: Pemilik jiwa at-thariq bukanlah jiwa yang haus kekuasaan serta materi yang menyilaukan. Karena ia yakin bahwa ”sungguh, (Al-Qur’an) itu benar-benar firman pemisah (antara yang hak dan yang batil)” (QS.At-Tariq [86]:13).
Ketiga: Pemilik jiwa at-thariq bukanlah jiwa yang ciut nyali yang dengan sekali bentakan penguasa saja sudah ketakutan. Ia yakin bahwa ”Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah”. (QS. ar-Ra’d [13]:11).
Keempat: Jiwa at-thariq itu jiwa yang tak akan berhenti menyuarakan kebenaran walau di hadapan penguasa yang jahat. Bukankah Nabi kita Muhammad SAW telah bersabda: Artinya: “Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran kepada penguasa yang dhalim, atau pemimpin yang dhalim.” (HR Abu Dawud No. 3781).