KAB. BANDUNG || bedanews.com — Tidak perlu merencanakan dalam menanggulangi masalah sampah, karena sampah itu membutuhkan tindakan nyata yang signifikan. Sebab masalah sampah tidak akan membuahkan penyelesaian selama tidak ada tindakan tegas dari pemerintah dan kesadaran masyarakat.
Seperti dikatakan salah seorang tokoh muda Kabupaten Bandung yang sering dijadikan oleh nara sumber BPLH Provinsi Jawa Barat, Dedi Haris, menuturkan, dengan adanya keberania pemerintah untuk mrlakukan tidakan tegas tethadap pembuang sampah sembarangan, ia meyakini masalah sampah bisa terselesaikan meskipun belum maksimal.
Dedi merasa prihatin, kenapa provinsi Jabar bisa menjadikan dirinya sebagai nara sumber dalam pengelolaan sampah. Sementara Pemerintah Kabupaten Bandung yang merupakan tanah kelahirannya, seolah tidak peduli sama sekali.
“Saya tidak butuh popularitas, karena yang saya butuhkan sekarang adalah tindakan tegas dan kepedulian masyarakat agar tumbuh kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan,” katanya di Soreang, Rabu 18 Mei 2022.
Dedi Haris merupakan sahabatnya Wisnu si Jurig Runtah, bersama rekannya itu ia mensosialisasikan penangan sampah dan cara penanggulangannya. Namun bagaikan kemarau setahun di siram hujan sehari, tidak ada bekasnya sama sekali. Masalah sampah terus menjadi dilema.
Keberanian pemerintah yang dimaksud Dedi itu, mau menutup pabrik plastik atau pabrik kertas yang ada di Kabupaten Bandung. Jika memang tidak bisa ditutup, mungkin bisa dilakukan pengawasan dan pendampingan terhadap kedua pabrik itu. Sehingga produksi yang dihasilkan bisa terkontontrol dan dilakukan upaya penanggulangannya.
Lebih lanjut Dedi meminta kepada pemerintah, bagi profesi pengelola sampah bisa ditingkatkan statusnya. Hal ini menyangkut masa depan orang itu dan keluarganya. Dengan tujuan bisa menghindari persepsi negatif masyarakat karena Tukang Sampah.
Sebagai nara sumber yang sering diminta oleh Provinsi Jabar, ia mempunyai keinginan untuk berbagi bagi masyarakat. “Jangan sampai ada salah asumsi, daerah lain dijadikan prioritas penanggulangan sampah, sementara daerah sendiri tidak tersentuh,” ujarnya.***