Bandung, BEDAnews
Setelah sukses dengan kompetisi foto “Solidaritas untuk Nias 6 tahun Pasca Tsunami” tahun 2010 silam, Gambara kembali menyelenggarakan lomba foto. Masih mengusung visi fotografi sebagai fotografi sebagai karya seni humanis, Gambara yang merupakan komunitas budaya visual ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi merekam jejak realitas sosial.
“Kegiatan Gambara Photo Award 2012 mengambil identitas sebuah etnis yakni Flores Bangkit dengan tema Cinta Bhinneka Tunggal Ika,” ungkap Project Direktor, Trisakti Simorangkir, beberapa waktu silam di Bandung.
Menurut Trisakti, masyarakat Flores yang terdiri dari beberapa etnis dan bahasa biasanya rentan akan konflik sosial. Namun pada kenyataannya, masyarakat Flores sangat teguh memegang prinsip Bhinneka Tungal Ika. “Masyarakat Flores sangat bertoleransi akan perbedaan, setidaknya ini yang terlihat saat kami melakukan pengamatan,” ujar Trisakti lagi.
Agenda kegiatan Gambara Photo Award 2012 ini berlangsung dalam beberapa tahap, yakni pendaftaran yang dimulai sejak 5 Februari hingga 8 Juli 2012, tahap penjurian babak kualifikasi dan online vote tanggal 1-4 Juli serta pengumuman 20 duta Gambara pada 22 Juli 2012. Selanjutnya babak final Photo Award to Flores digelar tanggal 22-27 September dan pengumuman pada 1 Oktober 2012.
Dalam rangkaian kegiatan roadshow di Bandung dimulai dengan sosialisasi dan publikasi, workshop fotografi dan peluncuran buku Gambara Nias Bangkit serta talk show live yang bertema “NIlai Warisan Budaya dalam Kajian Pengembangan berwawasan Pelestarian di Jawa Barat.” (Lanie)