Para penguasa sibuk berasyik masyuk dalam proyek-proyek artifisial tak jelas arah. Menanggulangi wabah di satu sisi, tapi membuka celah penyebarluasan di sisi lain. Proyek-proyek investasi, pembukaan destinasi-destinasi pariwisata, bahkan rencana penyelenggaraan pilkada di tengah pandemi.
Begitulah penguasa dalam sistem demokrasi. Berharap solusi pada sistem rusak ini seperti mimpi di siang hari, karena sistem ini tegak di atas asas yang batil, berupa keyakinan bahwa manusia yang serba lemah yang berdaulat mengurus kehidupan. Wajar jika sistem hidup yang muncul dari sistem ini begitu sarat kepentingan, terutama kepentingan para pemilik modal yang visi hidupnya semata-mata ingin mencari keuntungan material.
Berbeda halnya dengan sistem Islam. Kepemimpinan di dalamnya menjadi sentral penyelesaian problem keumatan. Penguasa dalam Islam benar-benar berfungsi sebagai pengurus dan penjaga umat, yang pertanggungjawabannya tak hanya berdimensi dunia saja, tapi juga berdimensi akhirat.


![{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{"addons":1,"transform":1},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":true,"containsFTESticker":false}](https://bedanews.com/wp-content/uploads/2025/11/Picsart_25-11-26_01-04-45-413.jpg)









