“Kami berempat menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya. Yang berikutnya, permohonan maaf kepada bapak Mayor Cpm Juni, yang saat ini juga disebut-sebut sebagai bekingan kami dan memfasilitasi kami untuk kami beraksi maupun kegiatan di Kodam Brawijaya. Pada kesempatan ini, kami berempat menyampaikan, informasi yang beredar tersebut adalah bohong (hoak) dan itu tidak benar,” aku Stefanus dalam video permohonan maaf berdurasi 3 menit 46 detik tersebut.
Dalam video permohonan maaf itu, Stefanus juga berjanji untuk tak mengulangi aksi premanismenya di kemudian hari.
“Sebagai pernyataan sikap kami, saya dan teman-teman menyampaikan adalah kegiatan terakhir kami, dan kami tidak akan mengulangi lagi kegiatan tersebut di wilayah Kodam V/Brawijaya ataupun di Kodam-Kodam lain di seluruh Indonesia,” kata dia.