Apakah sebagai umat muslim kita tidak berkeinginan diatur dengan aturan dari Sang Maha Sempurna? Bukankah keberkahan dan terpenuhinya kebutuhan hidup saat kita mau tunduk terhadap apa yang sudah disyariatkan dalam Al-Qur’an dan as-sunnah? Karena dengan kesempurnaan syariat-Nya, maka kenyamanan dan kesejahteraan akan diraih dalam kehidupan. Tanpa harus menzalimi orang-orang.
Sebagaimana Nabi Ibrahim ‘alaihissâlam pada awal mula beliau menginjakkan kakinya di kota Makkah, beliau berdoa kepada Rabb-Nya :
“Ya Rabb-ku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (QS. Al-Baqarah : 126)
Semoga negeri ini menemukan keberkahannya sehingga rakyat bisa hidup sejahtera tanpa harus terzalimi. Solusi satu-satunya untuk mengatasi masalah yang sudah jauh sekali dari ajaran Islam ini hanya dengan kembali kepada aturan Sang Maha Pencipta dan meninggalkan sistem yang jelas-jelas sudah gagal memberikan kesejahteraan terhadap negara dan rakyat. Dengan mewujudkan suatu pemerintahan yang mana di dalamnya hanya diatur dengan aturan Allah dan yang pernah dicontohkan Rasulullah dan para sahabat terdahulu. Karena hanya Al-Qur’an dan as-sunnah yang dijadikan hukum dalam menetapkan suatu perbuatan. Sehingga tidak akan ada yang menzalimi atau terzalimi. Wallahu a’lam bi ash shawwab