“Di samping posisi Indonesia yang sangat strategis di Kawasan Asia, Indonesia juga dipandang sebagai emerging economy country dengan potensi ekonomi yang sangat besar sehingga layak mewakili negara – negara dalam kelompok negara berkembang di Kawasan Asia Tenggara untuk menjadi tuan rumah dari KTT G20 tahun 2022,” ungkap Dirut PT. Amarta Karya tersebut melalui keterangannya, Jum’at (11/11).
Dampak jangka pendek dari pelaksanaan KTT G20 di Indonesia, dapat dilihat dari sektor pariwisata dan sektor penunjang pariwisata, seperti transportasi, akomodasi.
Selain itu, yang terkena dampak lain adalah UMKM yaitu dengan banyaknya pembukaan lapangan kerja baru banyak terjadi sepanjang persiapan untuk menuju tuan rumah KTT G20.
“Kenaikan devisa menjadi satu hal yang sangat dirasakan oleh Indonesia. Kita lihat bahwa okupansi hotel, terutama di Bali, sejak Oktober 2022 meningkat lebih dari 70%. Dan ini juga akan berdampak kepada daerah – daerah yang lain yang menunjang Bali, seperti Surabaya, Jakarta, Lombok, dan lain-lain, sangat dirasakan,” jelas Nikolas.












