Ajeng, 38 tahun, salah satu korban kebakaran, nampak terduduk lesu dengan pandangan hampa. Sekali-kali Ajeng memaksakan diri tersenyum mengarah ke penulis atau sekedar menjawab dan menghibur puteranya yang masih balita. Ibu beranak 3 itu kehilangan segalanya akibat kebakaran itu. Hari-harinya tidur dan tinggal di ruang belakang masjid yang dijadikan sebagai tempat pengungsian.
Mata penulis juga tertumbu pada bocah laki-laki 12 tahunan yang nampak tergeletak tidur dengan alas tidur seadanya. Nampak pula seorang ibu muda berkacamata yang tengah menulis. Saat penulis tanya, rupanya ibu itu tengah menyalin catatan pelajaran anaknya yang semua hilang terbakar.
Penulis bersama Sekwil PPLIPI Merry Vitaloka yang didampingi Ketua Komisi Sosial Diana Mauwati, Bendahara Ami Jamilah, pengurus lainnya, Andhini dan Rita Mardiana hanya bisa menghibur dan membesarkan hati keluarga korban kebakaran.












