Menurut Rijal-sapaan akrabnya-, bila melihat kondisi dan kekhawatiran terkait isu lingkungan saat ini, banyak ditemukan permasalahan lingkungan. Mulai dari perubahan iklim, polusi udara, penurunan kualitas air dan tanah, kehilangan keanekaragaman hayati, juga limbah plastik.
Khusus limbah atau sampah plastik, Rijal mengaku miris bila alam yang seharusnya bisa memberikan inspirasi dan ide serta udara segar bagi manusia, tapi justru malah alamnya dalam kondisi tercemar.
“Bagaimana kita menikmati alamnya kalau alamnya rusak, kalau alamnya kotor?. Kan kita ingin keluar rumah ingin mencari sebuah ide, ketenangan atau feedback yng baik buat badan kita dari alam,” tuturnya.
“Tapi kalau kita naik gunung, gunungnya kotor, hutannya kotor (tercemar) tidak terawat ya yang rugi kan kita sendiri. Makanya kita Eiger, membuat gerakan kolektif dengan Eigrian untuk bersama-sama kita bisa memulai dari hal-hal yang paling kecil untuk menjaga tempat kita berkegiatan di alam bebas,” jelas Rijal.