JAKARTA — Komisi III DPR RI menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya 41 warga binaan Lembaga Permasyaratan Klas I Tangerang, Banten, dalam insiden kebakaran tadi pagi, Rabu, 8 September 2021.
Dan sangat menyayangkan terjadinya kebakaran tersebut, selanjutnya meminta aparat keamanan untuk melakukan penyelidikan yang mendalam terhadap penyebab kebakaran lapas itu.
Sebagai anggota Komisi III, Aboebakar Alhabsyi, mengharapkan Dirjend PAS segera membuat Langkah tanggap darurat untuk memberikan pertolongan terhadap 73 warga binaan yang terluka akibat insiden itu.
“Harus diberikan perawatan terbaik untuk mereka semua, baik yang dirawat di rumah sakit, di rawat di klinik, maupun yang masih berada di lapas,” katanya saat siaran Pers.
Dia menambahkan, Dirjen PAS juga perlu segera memberikan kabar kepada keluarga warga binaan mengenai kondisi keluarga yang ditinggalkannya, atau dibuat Call Centre oleh Lapas Kelas 1 Tanggerang, agar masyarakat bisa mengupdate kondisi keluarga tanpa mendatangi lapas. Dengan demikian dapat dihindari terjadinya kerumunan di lokasi Lapas Tanggerang.
Tentunya hal itu, lanjut dia, memerlukan pengaturan secara khusus untuk prosedur indentifikasi dan pengembalian jenazah yang meninggal, agar protokol Kesehatan tetap terjaga dengan baik. Pengaturan ini diperlukan agar pengambilan jenazah tidak menimbulkan antrian atau kerumunan.
Sementara Dirjen PAS, dikemukakan Politisi dari FPKS itu, perlu segera melakukan penyelidikan mengenai penerapan SOP penanganan kebakaran di lapas. Dan jangan sampai peristiwa itu terulang kembali.
“Harus dilakukan audit, bagaimana sebenarnya kejadian kebakaran ini, dan kenapa sangat banyak korban yang meninggal dunia, apakah memang ada SOP yang tidak dilakukan, ataukah ada kelalaian dari petugas yang menyebabkan warga binaan tak tertolong,” ujar dia.
Disisi lain, Aboebakar menuturkan, Dirjend PAS perlu mengevaluasi SOP evakuasi lapas jika terjadi kebakaran. Ada pola mitigasi yang bisa dilakukan, sehingga jika terjadi kebakaran di lapas tidak akan memakan korban sebanyak ini. Mengingat banyak lapas di Indonesia yang mengalami over kapasitas. ***