Lina Ruslinawati menekankan bahwa penggunaan agen hayati dapat mengurangi ketergantungan petani pada pestisida kimia. Melalui pelatihan ini pun, petani dapat lebih mandiri dalam mengelola lahan mereka.
“Ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga membantu petani mengurangi biaya produksi,” tegasnya.
Menurutnya program pelatihan tersebut sangat penting mengingat terbatasnya jumlah petugas POPT (Petugas Observasi Penyakit Tanaman) yang bertugas. Satu petugas POPT biasanya mengawasi satu kecamatan yang luas. Oleh karena itu, program pelatihan ini sangat relevan untuk memberdayakan petani agar mampu mengelola lahan secara mandiri.
Pihaknya pun memberikan apresiasi terhadap program pelatihan ini, yang dinilai sebagai langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan pertanian sekaligus mendukung produktivitas petani. Pihaknya berharap program ini dapat terus dikembangkan dan menjangkau lebih banyak petani di Jawa Barat. @