Lalu harus ada keinginan untuk beranjak dari zona nyaman, hingga upaya pendidik yang diharuskan kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran, terutama PJJ. Hal ini menjadi upaya agar anak didik tidak merasa bosan.
“Pembelajaran harus bisa membuat anak didik tertuju dengan materi yang diberikan, dengan adanya gambar ataupun video. Anak-anak tidak terasa berapa lama belajarnya, karena ada daya tarik belajar yang ditampilkan oleh guru,” tambahnya.
Sesi diskusi ditutup K.H Wahfiudin Sakam, yang memaparkan mengenai pendidikan setelah pasca COVID-19.
Kyai Wahfiudin menjelaskan, langkah paling mendasar dalam pendidikan setelah COVID-19 yang terkait dengan teknologi adalah pembelajaran dalam kemampuan bahasa komputer atau coding. Strategi ini agar anak tidak tertinggal kemampuannya untuk 5-10 tahun ke depan.