Salah satu cerita tentang kesaktian bupati yang tersohor ini terlihat ketika Gubernur Jenderal Mr Herman Willem Deandels, penguasa Hindia Belanda ketika itu, hendak memindahkan ibukota Kabupaten Bandung ke tempat lain atau kawasan pendopo Kota Bandung saat ini. Maka pada 25 Mei 1811, ia memerintahkan Adipati Wiranatakusumah II, untuk memintahkan ibukota dari Krapyak atau Citeureup.
Setelah melayari sungai Cikapundung, akhirnya sang bupati merapat di suatu tempat. Batinnya merasa tempat itu sebagai lokasi yang tepat menjadi ibukota baru. Sambil beristirahat bersama rombongan, Bupati Wiranatakusumah II menancapkan iteuk nya (tongkat) di tanah. Dia lalu menunjuk sebuah tempat tak jauh dari tempatnya berdiri, sebagai tempat bermalam. Rombongan lalu mendirikan tenda-tenda. Nah, keajaiban pun terjadi. Ketika sang Bupati mencabut kembali tongkatnya, bekas tanah yang tertancap tongkat itu tiba-tiba mengeluarkan air. Air itu kemudian dipergunakan untuk keperluan selama berkemah. Lubang tempat keluarnya air, konon menjadi apa yang disebut “Sumur Bandung” yang saat ini masih ada di lantai dasar gedung PLN Distribusi Jawa Barat, tak jauh dari pendopo Kota Bandung.