Sementara itu, Kusfitria mengajak para santri di pondok pesantren agar ikut menyuarakan kampanye anti bullying atau perundungan.
Oleh karenanya, pemahaman serta pengetahuan tentang bullying penting disampaikan kepada para santri dan pengasuh di pondok pesantren.
“Jangan sampai hanya karena ketidaktahuan para santri dan pengasuh pesantren, kadang mereka tidak menyadari sedang melakukan perilaku bullying terhadap sesama santri,” katanya.
Menurutnya, bila bullying terus-menerus dilakukan dan tidak ada pengawasan dari orang-orang sekelilingnya di lingkungan pondok pesantren, maka dapat menjadi kebiasaan yang dampaknya bisa merugikan warga pesantren.
“Masyarakat atau pemerhati anak dan elemen lain, perlu memberikan pemahaman melalui kampanye maupun sosialisasi anti bullying ke pondok pesantren,” tandas Kusfitria. (Ar).