Serka Widodo menambahkan, pengabdian TNI tidak berhenti di apel pagi. “Kami ingin masyarakat merasakan bahwa TNI selalu ada, kapan pun dan di mana pun. Pengabdian kami tidak menunggu pujian, cukup ketika rakyat merasa diperhatikan,” ucapnya.
Ke depan, Masjid Baitul Mutakim akan menjadi saksi bisu kolaborasi antara TNI dan rakyat. Mungkin tak ada nama prajurit tertulis di dinding masjid, tetapi jejak pengabdian mereka akan selalu hidup dalam ingatan warga, bukan dengan tanda jasa, melainkan dengan tetesan keringat dan ketulusan hati. (Red).
Page 4 of 4