Takayal, ketika hujan mengguyur, Sodikun harus selalu merasakan pori-porinya diterpa tempias air dari langit-langit rumahnya yang tak lebih luas dari 6 kali 5 meter. Hawa dingin yang menusuk kulitnya yang keriput menjadi hal yang lumrah baginya.
“Ya beginilah kondisi saya dan gubug saya mas. Saya terpaksa bertahan, karena cuma ini yang saya punya. Apa boleh buat, selama ini saya tak mampu merehab, bisa makan setiap hari saja sudah syukur,” ungkapnya ketika menyambut satgas TMMD Kodim 0716/Demak yang akan membongkar rumahnya untuk segera direnovasi, Kamis (11/08/2022).
.
Sodikun berkisah, ia mencoba selalu membiasakan hidup dengan kondisi yang serba memperihatinkan itu.
Bahkan, ia terpaksa harus akrab dengan ancaman longsor yang sewaktu-waktu bisa merenggut jiwa sekaligus rumahnya. Bagian dapur yang berhimpitan dengan tebing Kali Tuntang.