Pada kesempatan tersebut, Restuardy juga memberikan perhatian khusus terhadap tantangan pembangunan perkotaan dan perlunya penyesuaian infrastruktur terhadap kondisi serta karakteristik masing-masing. “Contohnya Kota Semarang harus meningkatkan elevasi bangunan di bagian utara untuk mengantisipasi penurunan muka tanah, Kota Balikpapan perlu menyesuaikan prasarana sebagai kota penyangga IKN, Kota Denpasar harus mempertimbangkan ketersediaan lahan yang semakin sempit, dan Banjarmasin harus mengatasi polusi air sungai dan ketersediaan air bersih,” ujarnya.
Workshop ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi optimalisasi fasilitasi penerapan CIP dan sinergi ke depan. “Dengan perintegrasian CIP dalam dokumen perencanaan, Pemda akan memiliki instrumen yang efektif dalam perencanaan kota,” pungkas Restuardy.