Damai Hari Lubis (Pengamat Hukum & Politik Mujahid 212)
JAKARTA || Bedanews.com – (Ikhtisar, sebuah kesan dan pesan). Namun mau dibilang apa, jika atraksi politisasi hukum didiamkan pun terasa aneh, bahkan bisa menjadi sumber fitnah para penikmat perjuangan atau publik dari golongan tim surak dan dorong yang (bukan sokong) namun riil berada “disekitaran para aktivis nalar bersih”.
Jadi serba salah, karena perilaku kezaliman mesti diluruskan harus ditanggapi walau sekedar dengan narasi.
Lalu narasi pun kompak padu dikembangbiakkan termasuk ikut digulirpubliskan oleh “si pemasang perangkap kera dan para jongos recehnya”. Namun justru hasil kekompakan mereka menghasilkan kemenangan KO dan TKO (knockout/ Technical Knockout) tuk kali kesekian, lalu sukses membuat obscur (kabur/rancu) arah perjuangan para nalar sehat. *_Dan “aktor intelektual yang diburu para nalar sehat” pun tersenyum puas lagi-lagi dengan kemenangan TKO_*