Tanah Arab
Meskipun sarana jembatan telah menjebol keterasingan, tapi di salah satu sudut kampung Mahmud, sarana perahu penyeberangan rakyat masih berfungsi. Itu untuk menyambung sarana transportasi antar warga Kampung Mahmud dengan kampung tetangga. Pemandangan seperti ini mengingatkan kenangan orang akan masa-masa indah tahun 1960-an. Ketika pembangunan jembatan masih belum menyentuh daerah-daerah terpencil di tanah air.
Warga Kampung Mahmud memiliki nilai-nilai kepercayaan terhadap karuhunnya. Antara lain kepercayaan jika mereka adalah keturunan Eyang Dalem Abdul Manaf, keturunan Sultan Mataram. Ia pergi ke Mekkah pada abad ke-15, dan kembali dengan membawa segenggam tanah. Segenggam tanah itu lalu diletakkan di wilayah rawa yang angker di pinggir Sungai Citarum. Wilayah di mana tanah itu diletakkan kemudian berkembang menjadi Kampung Mahmud yang sekarang ini kita kenal.
Setelah mendirikan rumah dibantu beberapa santrinya, tempat itu mulai didatangi orang-orang untuk mendirikan rumah di sana. Karena tanahnya labil, ia melarang penduduk membuat sumur, tembok, dan kaca. Eyang Abdul Manaf juga melarang penduduk memelihara ternak angsa dan kambing, atau memiliki beduk dan gong untuk menghindarkan masyarakat dari ancaman penjajah. Sebab, kampung itu berfungsi juga sebagai tempat persembunyian.
Eyang Abdul Manaf dikenal pula sebagai seorang ulama sederajat Wali asal Mataram. Sekembali dari Mekkah, ia enggan kembali ke kerajaannya dan memilih bermukim di tanah kosong di sisi Citarum itu. Eyang Abdul Manaf juga melakukan syiar Islam, bersama sejumlah santrinya, ia mulai menata kawasan tersebut hingga menjadi sebuah perkampungan sebagai basis syiar Islam bagi penduduk di sekitar Bandung.
Lama kelamaan kawasan tersebut lebih dikenal dengan sebutan Kampung Mahmud. karena dianggap sebagai karuhun (leluhur), penduduk Kampung Mahmud amat menghormatinya. Mereka terbiasa memanggilnya Eyang Mahmud atau Eyang Haji. Dan hingga meninggal dunia, ia di makam di salah satu tempat di situ dan patilasannya diyakini menyimpan kekeramatan yang luar biasa. (Eris)