Lima kompetensi keahlian tersebut, antara lain teknik komputer dan jaringan sebanyak 1.152 sekolah, otomatisasi dan tata kelola perkantoran (869), teknik kendaraan ringan otomoif (735), teknik dan bisnis sepeda motor (675) serta akuntansi dan keuangan lembaga (547).
Dari lima kompetensi keahlian itu, akan dlihat masihkah relevan dengan kebutuhan industri atau tidak. Beberapa kompetensi keahlian harus direvisi kurikulumnya, bahkan ada rencana re-grouping atau merger sekolah.
“Kami sudah melihat, sejumlah SMK memiliki siswa kurang dari 60%. Kalau sudah begini, bagaimana kita akan bicarakan mutu sekolah,” ucapnya.
Menurut Kadisdik, saat ini jumlah SMK negeri di Jabar hanya 9,6% atau 285 sekolah. Sedangkan SMK swasta mencapai 2.665 sekolah atau 90,4%. Tahun ini, total siswa SMK mencapai 1.074.424 siswa.











