CIAMIS, BEDAnews — Yuyus Surya Adi Negara, Kepala Desa Panjalu, dengan tegas menyatakan kesiapannya untuk mundur dari jabatannya jika dipaksa menerima hasil pekerjaan revitalisasi tahap I Situ Lengkong Panjalu. Menurut Yuyus, proyek tersebut tidak sesuai dengan konsep objek wisata religi, spesifikasi teknis yang ditetapkan, dan berpotensi membahayakan keselamatan warga.
“Karena merasa berat untuk menerima hasil pekerjaan, dengan menimbang berbagai hal, maka saya tidak akan menerima proyek ini,” ujar Yuyus di hadapan perwakilan warga desa yang berprofesi sebagai pelaku usaha wisata, di Aula Prabu Haryang Kantjana, Senin (27/5/2024).
Puluhan warga yang mendatangi Kantor Desa mengungkapkan kekecewaannya. Mereka telah lebih dari setahun menempati lokasi relokasi sementara, dan mendesak agar objek wisata segera dibuka. Pendapatan mereka menurun drastis karena lokasi kios relokasi yang tidak strategis, dan wisatawan harus menempuh perjalanan tambahan yang memakan biaya lebih untuk mencapai dermaga alternatif Nusapakel.
Yuyus mengapresiasi kesabaran warga yang mengikuti arahan tanpa menunjukkan sikap arogan. “Kegagalan ini adalah kegagalan saya. Kami sudah berusaha maksimal, tetapi proyek ini adalah proyek strategis provinsi yang dilelang di provinsi. Kami sebagai penerima manfaat tidak bisa menjangkau pembangunan,” ujarnya.
Yuyus menjelaskan bahwa upaya memperbaiki perekonomian desa melalui objek wisata dan pasar desa telah dilakukan, termasuk mencari pendanaan dari Pemkab, Pemprov, hingga Kementerian. Proyek revitalisasi ini akhirnya direstui sebagai Proyek Strategis Provinsi Jawa Barat di masa akhir jabatan Gubernur Ridwan Kamil.
Namun, dalam pelaksanaannya, banyak masalah yang ditemukan. Pembangunan yang tidak sesuai spesifikasi, drainase yang buruk, serta pekerjaan yang asal jadi, menjadi beberapa masalah utama. Yuyus tidak mau menanggung risiko jika kelak terjadi kecelakaan yang merugikan warga dan wisatawan.
“Saya ingin masyarakat Panjalu cerdas memahami dilema ini. Jika menerima proyek dalam kondisi sekarang, maka saya yang akan bertanggung jawab jika terjadi apa-apa,” tegas Yuyus, seraya menampilkan foto-foto hasil pembangunan yang tidak sesuai.
Budi, perwakilan pelaku usaha, setelah mendapat penjelasan merasa ia dan masyarakat lainnya tercerahkan. Desakan dibuka obwis Situ Lengkong lantaran kebodohannya, mendukung sikap Yuyus dan mengajak warga untuk bersikap tegas. “Kalau tidak ada perkembangan memuaskan, kita siap berdemo ke kabupaten dan provinsi,” ujar Budi.
Yuyus merespon semangat warga dengan mengajak mereka menyampaikan curahan hati kepada pemerintah dengan cara yang santun. “Kita akan kirim surat permohonan ke Pemkab Ciamis dan tembusannya ke Pemprov Jabar,” tutup Yuyus.
Dengan teguh memegang prinsip, Yuyus Surya Adi Negara menunjukkan keberanian dan kepeduliannya terhadap keselamatan dan kesejahteraan warga Panjalu. Masa depan Situ Lengkong Panjalu kini berada di tangan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk memberikan solusi yang memuaskan.** (Abraham)