dr Trisiana juga menegaskan jika ada remaja usia 12-17 tahun setelah vaksin langsung lemas bahkan pingsan. Kasus tersebut bukan karena vaksin Sinovac yang disuntikan, tetapi bisa saja saat diberi vaksin anak tersebut memang sering pingsan.
“Ada beberapa kasus yang pingsan (setelah vaksin), karena dia memang sering pingsan. Dulu ketika divaksin rubella dan lain sebagainya itu memang suka pingsan, dan anaknya juga kebanyakan tidak bilang sebelumnya,” ungkapnya.
“Jadi yang penting jujur sama dokternya. Jangan takut, itu untuk kebaikan bersama. Kalau KIPI Sinovac ini paling banyak itu nyeri lokal, jarumnya kecil, tiap orang beda-beda tingkat nyerinya,” lanjutnya.
Namun, dr Trisiana juga menyampaikan terkadang ada inkoinsiden, pada saat seseorang divaksin akan sakit pada hari tersebut atau sedang masa inkubasi. Setelah divaksin besoknya batuk, pilek, atau diare.