Putusnya jembatan ini tak hanya memutus jalur lokal antardesa, tapi juga mengganggu lalu lintas dari arah Kecamatan Munjungan menuju Kecamatan Prigi. Jalur alternatif yang tersedia sangat terbatas dan belum memadai untuk arus kendaraan.
“Ini akses vital. Banyak warga yang setiap hari melintasi jembatan ini untuk sekolah, berjualan, atau membawa hasil panen,” ujar Sutaji, warga RT 35 RW 03 Desa Bangun.
Kepala Desa Bangun, Puguh Hadi Santoso, mengapresiasi tindakan cepat Babinsa dan warga yang langsung turun tangan begitu bencana terjadi. “Kami sangat terbantu dengan kehadiran Babinsa. Ini bentuk nyata kemitraan TNI dan masyarakat,” kata Puguh.
Ia menyebutkan bahwa, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan BPBD Trenggalek dan pemerintah kecamatan. Langkah selanjutnya adalah, pembangunan jembatan darurat atau membuka jalur evakuasi alternatif bagi warga terdampak.