Bandung, BEDAnews
Siapa yang tak kenal kue kering Ina Cookies? Para Ibu, mahasiswi dan mereka yang suka makan kue kering pasti mengenal Ina Cookies sebagai produk kue kering yang enak dan dikenal luas dipasaran, bahkan hingga ke Brunei, Singapura, Malaysia dan Arab Saudi. Ina Cookies adalah merk dagang yang dipatenkan oleh sang pemilik, Ina Wiyandini.
Perempuan ulet yang sukses dalam bisnisnya ini mengawali usaha dengan bisnis jahe gajah yang berakhir dengan kegagalan. Namun kegagalan itu dijadikan modal semangat untuk meraih sukses dengan berjualan kue kering. Ia belajar kue kering dari kakak iparnya di Cirebon, lalu menjualnya secara door to door.
Kerja keras itu membuatnya ingin memproduksi kue kering sendiri. Berbekal pinjaman bahan kue dan peralatan dari kakaknya, mulailah Ina Wiyandini bereksperimen membuat resep kue-kue baru setelah ia mengambil kursus singkat membuat kue kering. Beberapa resep baru berhasil diciptakan dan laku dipasaran.
Perlahan tapi pasti bisnisnya berkembang, karena produksi kue Ina Wiyandini memiliki ciri khas yang berbeda, kue-kuenya tidak terlalu manis dengan rasa mentega dan susu yang kuat sehingga disukai oleh konsumen. Keberhasilannya itu tentu ditunjang oleh prinsip yang kuat yaitu FAS, Fatonah, Amanah dan Sabar serta Jus Koki, Jujur, Ulet dan Sidik.
Saat ini Ina Cookies memiliki 500 karyawan, 200 diantaranya adalah karyawan tetap. Sedangkan yang 300 karyawan lepas. Ina Cookies memiliki 125 jenis kue kering dengan 3 tingkatan, gold, special dan regular. Masing-masing dibedakan komposisi bahan bakunya, sehingga harganyapun berbeda-beda.
Tiap menjelang Hari Raya Iedul Fitri, Ina Cookies kebanjiran pesanan. Memang dalam setahun hanya tiga bulan ia memproduksi kue. Saat menjelang Lebaran seperti sekarang ia memproduksi hingga lebih dari 1000 lusin stoples perhari.
Ina mengambil nama anak-anaknya untuk beberapa jenis kue, seperti putri Adrin dan Voula untuk kuenya. Tiap jenis kue memiliki nama dan rasa yang berbeda. Kue-kuenya banyak dijual di seluruh Indonesia. Ia masih belum bisa memenuhi besar dari pasar luar negeri, karena pasar dalam negeripun masih belum terpenuhi semua.
Nama Ina Cookies sendiri adalah singkatan dari I, ingat selalu pada Allah, N niatkan untuk senantiasa memberikan manfaat bagi orang lain, A amal kebajikan harus senantiasa kita perbuat, C cerdas dalam bekerja dan berkarya, O optimalkan segala kemampuan yang kita miliki untuk mendapatkan hasil terbaik, O olah fisik kita agar dapat bekerja maksimal, K kerja keras dan bersungguh-sungguh, I ikhlas dalam bekerja, E empati terhadap kesulitan orang lain, S sabar dalam mengarungi kehidupan.
Dengan prinsip tersebut diatas Ina Cookies mengajak masyarakat disekitarnya untuk bekerja. Ia bahkan telah mempersiapkan tanah untuk perumahan bagi para karyawannya.
Inovasi dalam membuat kue kreasi baru, berhasil ia ciptakan dengan menggabungkan bahan lokal seperti ubi, jamur, tahu, tempe. Bahan-bahan tersebut dipesannya dari para pengrajin. Saat ini Ina Cookies yang berlogo “kukisnya keluarga” itu berencana membuka peternakan sapi untuk memproduksi sendiri mentega bagi kue-kue buatannya, agar ia dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat.
Kunci keberhasilannya yang lain adalah mendekatkan diri pada Allah dan beramal sesuai dengan amanah dari almarhum Ayahnya. Ibu tiga anak ini kini mulai merambah pada bisnis kafe, ia membuka kafe De’Tuik, singkatan dari Deudeuieun Tuang Ieu Katuangan. (Zarina/Ahmad)
