Amelia hanya mampu menatap genangan air deras mengalir di Jalan Cibaduyut, begitu kosong pandangannya menembus kerangka amukan angin, dalam dinginnya Amelia berharap semua kejadian ini segera berakhir.
“Jujur saya merasa ketakutan sekali dengan kondisi tadi hujan angin dan petir. Begitu mencekam dan membuat getir hati sanubari,” katanya di tempat ia berteduh dibawah bangunan toko.
Menjelang Maghrib hujan tinggi tinggal rintik-rintik saja. Tapi genangan air masih memenuhi jalan Cibaduyut. Berangsur setiap kendaraan beranjak maju perlahan menyusuri jalan aspal.
Sebelum berangkat ada terdengar suara pelan Amelia mengucap syukur Alhamdulillah, karena hujan angin besar itu sudah berlalu pergi. “Sekarang saya bisa pulang dan kembali kumpul bersama keluarga,” tutupnya dengan sunggingan senyum di bibirnya.***