1. Penggantian jabatan Kapolda Metro Jaya,
2. Lambatnya proses penyidikan terhadap 12 orang terlapor terkait “Jokowi Ijazah Palsu”, kontras dengan metode penanganan hukum di era Jokowi, jika menyangkut pribadi Jokowi, maka setelah ‘Budjok’ melaporkan dan pemeriksaan ekspres selesai dari para saksi pelapor, maka 1 hari terlapor bisa langsung menjadi TSK lalu proses penandatanganan berita acara penangkapan dan diikuti surat penahanan,
3. Jokowi sudah membaca dirinya mulai ‘rapuh,’ sebaliknya kader internal PDIP semakin kuat dan waspada, sehingga sikon “terpaksa Jokowi memutuskan memilih” basis politik menjadi dewan pembina partai PSI,
4. Rektor UGM, Ova nampak kalut, tiba-tiba kembali umumkan ijazah Jokowi asli, sebagai counterattack uji labfor digital yang mungkin hasilnya sudah ditangan Penyidik Polri,
5. Yaqut, kubu Jokowi yang lama melenggang tak tersentuh mulai ditekan kearah status TSK oleh KPK,
6. Noel Ebenezer, tangan kanan Jokowi di wilayah ‘perdukungan’ walau sengaja dibuat ‘mimikri’ ke tubuh Gerindra, namun karena OTT tanpa kesulitan langsung ditahan oleh KPK,
7. Ada seruan “titipan” transparansi dari Koordinator Laskar Cinta Jokowi (28/4/2015) yang minta Prabowo mundur dari RI-1, namun tidak menyebut nama Gibran? Padahal Jokowi pernah nyatakan Presiden dan Wapres adalah sistim pemilu sepaket?










