Namun di lapangan terdapat gap: kualitas akademik guru belum merata, implementasi PPG dan standar kompetensi belum seragam, serta literasi ekologis dan digital belum sepenuhnya melekat pada praktik mengajar. Karena itu, tulisan ini bertujuan menjawab tiga pertanyaan media Bedanews secara komprehensif sebagai kontribusi terhadap diskursus profesional guru. Berikut tiga jawaban komprehensif atas tiga pertanyaan dari rekan media Bedanews:
Pertama: Apa esensi edukasi apa yang dapat digali dari Hari Guru Nasional?; Esensi edukasi dari Hari Guru Nasional 2025 adalah penegasan kembali makna mendidik dalam konteks yang terus berubah. (1) Hari ini mengingatkan bahwa pendidikan bukan hanya transfer pengetahuan tetapi pembentukan karakter berkeadaban. Tema Kemendikdas dan Kemenag menegaskan bahwa guru adalah aktor kunci yang menghubungkan kompetensi abad 21 dengan nilai-nilai kemanusiaan universal: cinta, peduli, integritas, dan tanggung jawab ekologis. (2) Hari Guru memuat esensi regenerasi profesionalisme. Dengan kebijakan PPG wajib, sertifikasi kompetensi, dan peningkatan kesejahteraan melalui TPG, negara ingin memastikan bahwa setiap guru dapat mengajar dengan standar mutu yang sama. Di balik itu terkandung pesan bahwa guru harus terus belajar, memperbarui keterampilan digital, pedagogi, dan literasi lingkungan agar mampu memandu generasi masa depan. (3) Hari Guru adalah ruang refleksi kolektif. Ia mengajak masyarakat memahami bahwa kualitas guru tidak dapat berdiri sendiri; ia harus ditopang oleh budaya apresiasi, kolaborasi komunitas sekolah, dan partisipasi orang tua. Esensi inilah yang menjadikan Hari Guru bukan seremoni ritual, tetapi momen edukatif untuk meneguhkan kembali posisi guru sebagai penjaga peradaban bangsa.











