Kelima, jihad adalah metode baku dalam Islam di dalam upaya menyebarkan dakwah ke seluruh dunia setelah Islam diterapkan di dalam negeri. Jihad dalam Islam sifatnya ofensif (menyerang). Adapun jihad defensif (bertahan) dilakukan ketika negara khilafah diserang musuh.
Jihad tidak dilakukan kecuali setelah dakwah Islam telah memasuki negeri yang hendak ditaklukkan. Jika dakwah diterima, negeri disatukan dan ditundukkan dengan keridoan dalam satu kesatuan wilayah khilafah, maka jihad tidak perlu dilakukan.
Jika negeri yang akan ditaklukkan memilih berdamai, mengikat perjanjian dengan daulah khilafah, dan membayar jizyah, maka jihad juga ditangguhkan. Jihad dilakukan apabila suatu negeri menolak dakwah, menentang dan memusuhi kaum muslim, maka amirul jihad memimpin peperangan setelah perintah jihad dari khalifah dikeluarkan.