Pada penggambaran fakta tersebut, menunjukkan bukti bahwa dalam demokrasi, struktur Hankam seringkali terseret menjadi alat kekuasaan, bukan alat mempertahankan kedaulatan dan keamanan negara.
Di alam demokrasi, terjebak arus politik memang riskan terjadi. Dukung mendukung kekuasaan menjadi hal yang pasti terjadi. Antara alat kekuasaan dan alat negara menjadi bias maknanya. Berbeda pandangan dianggap mengancam pemerintahan sah. Mengkritik kebijakan dinilai memprovokasi dan merusak persatuan. Itulah yang sedang terjadi hari ini. Aparat netral sekalipun sangat mungkin bertindak tak lagi netral. Janganlah karena dipilih dan dilantik presiden, lalu melupakan tugas dan perannya sebagai alat negara. Aparat militer adalah alat negara, bukan alat kekuasaan. Dedikasi mereka harusnya untuk negara bukan penguasa. Sebab, mereka dilahirkan dari rakyat.