Salah satu cara yang diajarkan oleh baginda Rasulullah SAW, untuk mengendalikan rasa marah, yaitu apabila seseorang marah sedang dia dalam kondisi berdiri, hendaklah ia duduk; jika tetap marah, hendaklah ia berbaring; jika tetap marah, hendaklah ia berjudul; dan jika tetap marah juga, hendaklah ia shalat. Kenapa harus dengan wudhu? Sebab, marah itu bagian dari setan dan setan itu tercipta dari api, dan api hanya bisa dipadamkan dengan air sebagaimana petunjuk Rasulullah SAW. Dan hampir semua kejahatan yang terjadi yang sampai bisa melukai orang lain atau menzalimi bahkan menghilangkan nyawa orang lain itu pangkal masalahnya adalah tidak bisa menahan rasa marah.
Ciri yang Ketiga: orang yang bertakwa yaitu suka memaafkan kesalahan orang lain, Mudah Memaafkan Sifat ketiga orang bertakwa yang akan mendapatkan maghfirah dan masuk ke surga Allah subhanahu wata ‘ala adalah orang yang mau memaafkan orang lain. Marilah kita mencontoh orang-orang saleh terdahulu yang mudah memaafkan kesalahan sesama. Nabi Yusuf ‘alaihissalam semasa kecil dimusuhi oleh saudara-saudaranya. Hingga mereka berhasil memisahkan Yusuf kecil dari Ya’qub ‘alaihissalam, ayahanda tercinta, selama hampir empat puluh tahun lamanya. Dibuang di sumur, dijadikan budak, dijual dengan harga yang murah, beliau rasakan. Namun, apa yang terjadi? Setelah Allah mengangkat Nabi Yusuf menjadi Nabi, setelah Allah membebaskannya dari perbudakan, menjadikannya bendaharawan Al-Aziz, Raja Mesir. Setelah Mesir berada di bawah kekuasaannya, dan saudara-saudaranya yang dahulu berniat membunuhnya datang memohon belas kasihan. Di saat Nabi Yusuf berkuasa atas mereka, apa yang beliau katakan?
قَالَ لَا تَثْرِيْبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَۗ يَغْفِرُ اللّٰهُ لَكُمْ ۖوَهُوَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ
“Dia (Yusuf) berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kalian, mudah-mudahan Allah mengampuni kalian. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS. Yusuf: 92).