Sunaryo (56), salah satu warga yang turut serta, tak bisa menyembunyikan rasa haru dan bangganya. “Alhamdulillah, prosesnya berjalan lancar. Kami sangat terbantu dengan kehadiran Babinsa dan aparat Desa. Memang ini bukan hal yang mudah, tapi demi pembangunan daerah, kami ikhlas dan mendukung sepenuhnya,” ujarnya penuh ketulusan.
Bendungan Bagong menjadi simbol kemajuan bagi Trenggalek, membawa harapan besar bagi kesejahteraan masyarakat. Meski relokasi menjadi tantangan, semangat gotong-royong dan sikap kooperatif warga menjadi inspirasi bahwa setiap perubahan menuju kebaikan harus diperjuangkan bersama.
Pemindahan makam ini bukan sekadar peristiwa, tetapi juga bukti nyata bahwa nilai-nilai kebersamaan, penghormatan dan dukungan terhadap pembangunan tetap terjaga kuat di hati masyarakat Trenggalek.