BEDAnews, Garut
Garut merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi besar dibidang pertanian, meliputi potensi tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan, dengan komoditas tanaman pangan unggulannya yakni jagung yang berdasarkan data BPS tahun 2011, produksinya di Kabupaten Garut mencapai 428.652 ton pipilan kering atau naik 8,64 prosen dari tahun 2010 yaitu sebesar 394.570 ton.
Hal itu disampaikan Bupati Garut Aceng HM Fikri, saat mendampingi Menteri Pertanian DR. IR. Suswono, MMA padat temu wicara dengan kelompok tani, seusai acara Panen Jagung Hibrida di Desa Dangdeur Kecamatan Banyuresmi, pecan lalu.
Hadir dalam acara tersebut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Kepala Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat serta Dirjen tanaman Pangan, ketua DPRD Jawa Barat Ir. Irfan Suryanegara, Sekda Garut H. Iman Ali Rahman, SH, M.Si, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikulura Kab. Garut IR Tatang Hidayat beserta para pejabat lainnya.
Menurut Bupati Aceng, jumlah produktivitas yang cukup besar tersebut, telah memberikan kontribusi sebesar 44,50 prosen terhadap produksi jagung pipilan kering Propinsi Jawa Barat yaitu sebesar 963.136 ton. Sementara untuk tingkat Nasional, produksi Jagung Kabupaten Garut memberikan andil sebesar 2,49 prosen dari total 17.230.172 ton pipilan kering nasional.
Dari besaran produksi jagung tersebut, pembangunan perekonomian di Kabupaten Garut telah banyak dipengaruhi oleh sub sistem produksi jagung, dengan rata-rata harga jagung Rp 2.200 per Kilo Gram, maka peredaran uang yang diperoleh dari agribisnis jagung sebesar Rp. 950 milyar.
Besaran angka tersebut mempengaruhi juga terhadap besaran kemampuan daya beli petani. Semakin besar produksi yang dicapai, maka daya tukar petani terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi baik untuk keperluan rumah tangga maupun sarana produksi menjadi semakin tinggi, sehingga nilai tukar petani dari komoditas jagung pun menjadi tinggi.
Berdasarkan pemetaan pengembangan agribisnis jagung, kawasan Garut utara dan Garut tengah masuk pada kawasan besar sebagai wilayah pemantapan agribisnis. Sementara untuk wilayah Garut bagian selatan diprioritaskan sebagai kawasan pengembangan.
Namun walaupun pemetaan wilayah sudah terbentuk, dukungan fasilitas sudah disesuaikan dengan rancangan, kadangkala rancangan yang sudah ada bertolak belakang dengan keinginan para petani. Sering terjadi berbeda kepentingan pada penggunaan lahan. Masih banyak lahan yang seharusnya menjadi prioritas untuk ditanami tanaman jenis tertentu, malah ditanami tanaman lain.
Belum lagi berbenturan dengan kepentingan penggunaan lahan yang harus berbasis konservasi. Sebab Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang penggunaan lahannya lebih banyak berfungsi lindung, yang hampir mencapai 81.38 prosen dari total wilayahnya.
Berbagai langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Garut untuk mewujudkan agribisnis jagung, selain mempopulerkan sekolah lapangan tanaman terpadu (SL-PTT) di seluruh pelosok pedesaan, dukungan lainnya berupa bantuan benih, dukungan infrastruktur irigasi dan jalan usaha tani, sarana prasarana panen dan pasca panen, dukungan kelembagaan petani dan perbankan. [Ida Noordiansyah-Marline]