SUKABUMI – BEDAnews.com || Puja puji terhadap Nabi Muhammad Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam terlantun di Kampung Nyangkokot, Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Mei 2023 lalu.
Gema salawat kepada Baginda Rasulullah tersebut berpusat di Majelis Nurul Jihad. Disela salawat juga terdengar tangis bocah yang mengikuti kegiatan khitanan massal di lokasi tersebut.
Kegiatan bakti sosial khitanan massal yang diikuti belasan anak itu diadakan Serdadu Sadulur Sukabumi (S3) bekerja sama dengan beberapa komunitas sosial, antara lain Persatuan Serdadu Jampang, Klinik Assalam, Pasar Bemo Sukabumi, PWI Kabupaten Sukabumi, dan Majelis NurulJihad.
“Ini agenda rutin kami dalam bidang bakti sosial terhadap masyarakat. Kegiatannya berbeda-beda sesuai kebutuhan masyarakat. Kali ini kami suguhkan khitanan massal. Alhamdulillah antusiasme masyarakat pecah, pesertanya juga lumayan banyak. Kehadiran kami memang untuk masyarakat,” ungkap Ketua S3, Mayor Arm Nanda Supriatna.
Perwira menengah TNI Angkatan Darat itu mengatakan, agenda di Kampung Nyangkokot, Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi itu merupakan yang pertama digelar di tahun 2023 ini. Pihaknya menyasar anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan khitanan massal gratis tersebut.
“Awal tahun ini kita mulai bergerak. Bakti sosial kita gelorakan untuk masyarakat kurang mampu. Alhamdulillah pesertanya cukup banyak. In Syaa Allah sesuai sasaran, yakni anak-anak dari keluarga yang kurang mampu namun ingin menjalankan syariat yang dimuliakan oleh Nabi Ibrahim Alaihi Salam ini,” bebernya.
Nanda mengungkapkan, bakti sosial khitanan massal tahun ini berbeda dengan tahun 2022 lalu. Sebab pihaknya memberikan kemudahan kepada masyarakat.
S3, kata Nanda, tidak mengumpulkan anak-anak calon pengantin khitan tersebut dalam satu tempat. Namun pihaknya melakukan jemput bola ke rumah-rumah calon pengantin khitan.
“Penyelenggaraan baksos khitanan massal tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun ini kami lakukan dengan door to door ke rumah warga yang anaknya mau disunat. Cara ini bisa menghemat waktu dan juga ruang. Serta mengurangi rasa takut si anak terhadap proses khitan. Karena, dia tidak melihat atau mendengar yang sudah dikhitan. Yang pasti dalam setiap baksos khitanan massal, berapa pun pesertanya, S3 In Syaa Allah siap,” ujarnya.
Perwira dengan satu bunga bakung di pundaknya itu berharap, agenda sosial dengan tema ‘Berbakti di Kampung Sendiri, Membentuk Generasi Muda Sehat, Cerdas dan Bertaqwa. Bekerja Ikhlas Tanpa Batas’ itu dapat membawa kebahagiaan bagi masyarakat. Utamanya, katanya, masyarakat dapat merasakan kehadiran S3 dan yang lainnya melalui berbagai bakti sosial yang digelar.
“Semoga kegiatan ini akan terus berlanjut dan mendapat ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala,aamiin. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh organisasi yang terlibat. Serta ucapan terima kasih mendalam kami ucapkan kepada tim medis yang telah melakukan tugasnya dengan sangat baik,” imbuhnya.
Bakti sosial khitanan massal tersebut tidak main-main. Terbukti dengan banyaknya tim medis yang terlibat. Tak tanggung-tanggung, tujuh orang tim medis diterjunkan untuk memotong burung anak-anak yang beruntung tersebut. Hal itu diungkapkan Aprias Supriyatna S. Kep Ners, tenaga medis dari Klinik Assalam.
“Ada tujuh orang tenaga kesehatan yang dilibatkan di kegiatan ini termasuk saya di dalamnya. Kami bangga dan bersyukur diajak menimba pahala oleh S3 melalui kegiatan sosial ini,” bebernya.
Aprias menegaskan, pihaknya tidak pilih-pilih calon pengantin khitan. Jumlah peserta tidak menjadi patokan bagi pihaknya dalam setiap bakti sosial. Ia menjelaskan, berapa pun jumlah pesertanya, ia dan rekannya siap melakukan tugasnya dengan baik.
Kepuasan tersendiri dirasakannya saat keluarga pengantin khitan tampak bahagia karena telah mendapatkan pelayanan prima yang telah diberikan.
“Kebetulan kita rutin melaksanakan kegiatan sosial sunatan gratis ini keliling kampung. Meski hanya satu orang peserta kami tetap datangi,” bebernya.
Di tempat yang sama Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sukabumi, Asep Solihin alias Avhes, memberikan apresiasi setinggi langit kepada S3 yang telah menggagas program tersebut.
Ia mengaku bangga dapat terlibat dalam kegiatan tersebut. Tak hanya itu, dirinya mengaku tenang dan bahagia saat melihat senyuman terkembang dari orang tua yang anak-anaknya dikhitan dalam baksos tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan sosial yang digagas S3 ini. Sangat luar biasa, penuh haru dengan kekeluargaan yang kental dan berwarna. Kami bisa merasakan kehangatan dalam kegiatan itu. Bukan hanya baksos, tapi lebih kepada menumbuhkan rasa kekeluargaan dan menghidupkan kembali semangat gotong royong,” paparnya.
Avhes menegaskan, S3 membawa semangat yang lama hilang dalam kegiatan khitanan massal tersebut. Dirinya menyebut, semangat gotong royong di masyarakat hampir punah. Sejauh ini, hanya TNI yang terus menggelorakan semangat itu di kalangan masyarakat melalui berbagai kegiatan.
Semangat tersebut, kata Avhes, tidak boleh padam. Sebab Indonesia kuat dengan bergotong royong.
“Inilah wujud Bhakti TNI yang manunggal dengan rakyat. Bukan hanya berjuang mengangkat senjata tetapi juga mengangkat derajat sosial masyarakat. Kegiatan ini butuh dukungan semua pihak,” kata Avhes.
Dengan tegas Avhes menyatakan, bakti sosial khitanan massal yang digagas S3 merupakan bentuk nyata jihad untuk melawan kemiskinan. Sehingga seluruh anggota S3 dipastikan sebagai mujahid modern yang memerangi kemiskinan dan mencegah kekufuran di tengah masyarakat.
Saat ini, kata Avhes, bantuan sekecil apa pun dan dalam bentuk apa pun akan sangat diterima dan dihargai masyarakat.
“Kegiatan ini merupakan bentuk nyata jihad untuk melawan kemiskinan yang mendekatkan kekufuran dengan mengorbankan harta. Kita semua harus mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini. Sebab tidak ada yang tidak mungkin jika kita lakukan bersama-sama. Ini bukan hanya tugas S3, tapi tugas kita semua selaku warga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” ujarnya.
“Sebagaiman firman Allah, berjalanlah dengan harta dan jiwa. Inilah jiwa prajurit paripurna yang selalu siap tempur fisik dan mental mepertahankan NKRI. Juga siap berkorban harta untuk perang ekonomi akibat kemiskinan yang berdampak kekufuran. Bukan jihad konyol bunuh diri tanpa arti,” pungkasnya.