Dengan balutan komedi khas Jawa yang jenaka dan mengupas banyak lapisan sosial yang sarat makna, Cocote Tonggo menyelipkan kritik sosial yang relevan: bahwa rasa penasaran yang tidak pada porsinya bisa mendatangkan bencana bagi orang lain dan stigma hingga asumsi buruk bisa lahir dari seloroh ringan di warung sebelah. Tampak sederhana di awal, tapi bikin runyam banyak orang.
*Potret Perempuan yang Selalu Salah di Mata Masyarakat*
Lewat karakter Murni, yang diperankan oleh Ayushita, film ini juga menyoroti stigma yang masih kuat melekat pada perempuan yang belum hamil setelah menikah. Murni digambarkan sebagai istri yang sabar dan tulus tapi terus-menerus dianggap sebagai pihak yang bersalah dan layak dicurigai kesehatannya karena belum dikaruniai anak. Ini sejalan dengan gambaran di masyarakat kita, beban soal keturunan sering kali ditimpakan kepada perempuan saja, seolah urusan memiliki anak adalah tanggung jawab tunggal seorang istri.