Maria harus rela meninggalkan ibunya yang hanya ditemani oleh kedua adiknya yang masih kecil. Dengan berat hati dan modal seadanya, Maria berangkat ke kota atas restu ibu dan kedua adiknya.
Sementara itu, di rumah, sejak kepergian Maria, kedua adiknya yang masih kecil terpaksa meneruskan pekerjaan ayahnya mencari sagu dan menjualnya keliling. Namun, perjuangan hidup semakin berat. Tak jarang mereka harus makan dari bekas kasihan orang lain. Namun, kesabaran dan usaha sang ibu yang semakin tua dan sakit-sakitan, serta atas iringan do’anya, membuat Maria akhirnya bisa mendaftar tentara.
Tanpa terasa dua tahun berlalu, Maria mendapat kabar bahwa sang ibu mulai sakit-sakitan. Dengan izin serta restu dari komandan yang sangat peduli terhadap anak buahnya, Maria mendapat cuti 3 hari untuk pulang menengok ibunya.











