Namun, tantangan terbesar bukan hanya teknologinya, melainkan juga kebijakan dan sinergi antar sektor. Di banyak negara berkembang, kebijakan masih terfragmentasi—sektor energi, air, dan pangan berjalan sendiri-sendiri. Padahal, menurut Ringler, Bhaduri, dan Lawford (2013: 234), integrasi kebijakan adalah kunci agar sumber daya ini dapat dikelola secara optimal dan berkelanjutan.
Indonesia, dengan keberagaman geografis dan sumber daya alam yang melimpah, sebenarnya memiliki potensi besar untuk mengembangkan FEW Nexus. Dari Sabang sampai Merauke, penggunaan teknologi tepat guna dan kebijakan terpadu dapat mengatasi permasalahan seperti kekeringan, krisis energi, dan ketahanan pangan yang masih kerap terjadi.
Misalnya, pengembangan agrovoltaik—gabungan pertanian dan energi surya—bisa menjadi model berkelanjutan yang efektif (Dinesh & Pearce, 2016: 89).