Saat ini, banyak riset menyoroti bagaimana ketiga aspek ini saling berkaitan erat. Misalnya, irigasi yang efisien membutuhkan energi, sementara energi yang bersih bergantung pada ketersediaan air. Adopsi energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin bisa menjadi solusi, tetapi tetap harus mempertimbangkan penggunaan air, terutama pada proses pembangkit tertentu (Bazilian et al., 2011: 789). Jadi, penggunaan sumber daya ini harus cerdas dan berimbang.
Yang menarik, teknologi digital mulai menjadi penyelamat dalam manajemen FEW Nexus. Sensor IoT dan big data, misalnya, membantu petani mengatur pola irigasi secara presisi, sehingga air dan energi bisa dihemat tanpa mengorbankan hasil panen (Vörösmarty et al., 2010: 468).
Selain itu, blockchain pun mulai digunakan untuk transparansi rantai pasok pangan, memastikan bahwa produksi dan distribusi berjalan efisien dan minim pemborosan.