Saya bisa membayangkan bagaimana sulitnya dan beratnya pemerintah Presiden Prabowo Subianto melakukan efisiensi anggaran hingga melakukan pemotongan anggaran pemerintah yang mencapai Rp808 triliun. Pastinya sangat sulit dan berat, termasuk mendapat penolakan dan cemoohan baik dari dalam pemerintahan, luar pemerintahan, maupun masyarakat.
Atas efisiensi tersebut, bahkan boleh jadi pemotongan anggaran ini juga menyasar bidang-bidang pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Berat memang, tetapi Presiden Prabowo Subianto berhasil melakukannya. Hal ini merupakan suatu prestasi luar biasa yang patut diberikan acungan dua jempol kepada Presiden Prabowo Subianto.
Dalam konteks ini, saya berpendapat bahwa efisiensi yang dilakukan Presiden Prabowo tidak hanya luar biasa tetapi juga merupakan langkah berani untuk menyelamatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Langkah ini memang merupakan pilihan sulit, namun menjadi solusi jitu untuk mengatasi tekanan APBN 2025.