“ Dengan membuat perbandingan dengan pemikiran Martabat Alam Tujuh di Asia Tenggara mulai dari Syekh Abdul Muhyi Pamijahan Tasikmalaya, Ronggo Warsito sampai Walid Ibrahim Al-Malik dari Malaysia, di dalam Tasykik al-Wujud, tingkatan wujud paling tinggi itu “Allah”, sementara pada Martabat Alam Tujuh, adalah Allah pada Martabat Ahadiyat-Nya, pada Dzat-Nya sendiri yang memiliki sifat “laisa kamitslihi syaiun”. Martabat Tujuh itu membuktikan bahwa Tasawuf Falsafi itu hidup di dunia Sunni Asia Tenggara.” Ungkap Dodo yang juga dosen Aqidah Filsafat Islam.
Ngabuburit, Diskusi, serta Buka Bersama sore itu ditutup dengan pembacaan puisi Maulana Rumi oleh salah seorang mahasiswi Tasawuf Psikoterapi, Natalia bertajuk,”Musuhku adalah Diriku Sendiri. Ketika adzan magrib berkumandang, dilanjutkan dengan tajil bersama.***