“Program MBG ini tidak hanya meningkatkan gizi anak, tetapi juga memberdayakan UMKM, memperkuat ekonomi kerakyatan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif,” jelas Tutik.
Ia juga menyinggung hasil studi World Bank tahun 2024 yang menunjukkan bahwa pemberian makan bergizi mampu meningkatkan kehadiran dan partisipasi anak di sekolah, sekaligus menurunkan angka malnutrisi dan stunting.
Sementara itu, Mochamad Halim menyampaikan bahwa MBG dirancang untuk memperkuat kualitas SDM, meningkatkan ketahanan pangan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
“Presiden menargetkan agar pada akhir 2025, seluruh wilayah Indonesia sudah merasakan manfaat dari program ini,” tegasnya.
Dosen Universitas Udayana, Ni Wayan Purnami Rusadi, turut memberikan pemaparan terkait pentingnya gizi seimbang bagi perkembangan anak. Menurutnya, anak dengan gizi buruk berisiko mengalami hambatan dalam perkembangan kognitif maupun fisik.