Momentum do’a bersama ini menjadi ruang refleksi bagi banyak prajurit. Ada yang kembali mengingat masa-masa penugasan jauh dari keluarga, ada pula yang merenungi tanggung jawab menjaga stabilitas wilayah. Dalam suasana religius itu, beban tugas seakan menemukan keteduhan dan makna baru.
Kehadiran warga dalam kegiatan tersebut, turut memperkuat gambaran harmonis hubungan TNI dengan masyarakat Trenggalek. Tokoh agama, pemuda, hingga pedagang kecil yang sering beraktivitas di sekitar Makodim turut larut dalam suasana. Kebersamaan itu menegaskan bahwa TNI tidak berdiri sendiri, melainkan tumbuh bersama rakyat.
Beberapa warga yang mengikuti do’a bersama mengaku bangga bisa terlibat langsung dalam peringatan Hari Juang TNI AD. Bagi mereka, TNI bukan hanya institusi pertahanan, tetapi mitra dalam menjaga ketertiban dan mendorong kegiatan sosial di wilayah. “Kami senang diajak dalam acara seperti ini, rasanya seperti keluarga besar,” kata seorang jamaah.










