Pasangan calon nomor 3, misalnya memiliki keunggulan dalam memanfaatkan dunia maya, khususnya sosial media seperti Facebook dan media sosial lainnya.
“Paslon nomor 3, dari sisi marketing politik memiliki kreatifitas dan inovasi lebih unggul,” ucap Djamu.
Sementara pasangan calon nomor urut 2, Yena Iskandar Masoem-Atep, memiliki posisi yang diuntungkan. Semua pihak kata Djamu seolah saling berperang dan terlihat mengabaikan pasangan ini.
Hal tersebut memberi keuntungan bagi pasangan claon nomor urut 2 bisa berkampanye dengan tenang tanpa ada serangan yang berarti dari pihak lawan.
Kondisi ini menurut Djamu mirip dengan pertarungan Pilgub Jabar pada 2008, ketika Danny Setiawan-Iwan Sulanjana dan Agum Gumelar-Numan Abdul Hakim bersaing sengit dengan melupakan sosok Ahmad Heryawan-Dede Yusuf. Pada akhirnya Aher-Dede lah yang memenangkan pertarungan.