“Ada obsesi saya dan teman-teman. Setelah purnatugas, melihat ada ruang kosong. Sumber daya alam yang begitu besar di satu sisi, serta sumber daya manusia dalam hal ini purnawirawan yang potensial, di sisi yang lain. Nilai-nilai dasar militer yang disiplin, semangat pantang menyerah, serta pengetahuan dan jaringan, tentu masih sangat berguna untuk turut menggerakkan perekonomian bangsa dan negara,” kata Doni.
Doni tidak menafikan kesepakatan WTO mengenai perdagangan bebas. Tapi toh ia merasa sulit jika harus menerima kenyataan bangsa kita menjadi pasar empuk franchise-franchise kelas dunia yang malang-melintang di Tanah Air, sementara masih sangat sedikit usawahan Indonesia yang malang melintang di belahan dunia lain.
Doni Monardo juga menyinggung soal perkayuan. Menyitir statemen Presiden Joko Widodo bahwa, sudah seharusnya industri kayu Indonesia dikembangkan. Sebab, potensinya sangat besar. Jangan sampai kita terlena seperti era kejayaan minyak tahun 70-an – 80-an. Ketika itu, produksi minyak kita hampir 2 juta barrel per hari. Tapi saat ini, rata-rata hanya 600 ribu barrel per hari. Dulu ekspor, sekarang impor.